Assalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh,
Senang sekali pelan-pelan bisa menulis rutin kembali. Bisa menumpahkan apa yang ada di pikiran ke dalam paragraf panjang. Bukan hanya di caption Instagram.
Kali ini saya mau bahas tentang sabun mandi. Hal yang beberapa minggu belakangan, lumayan menganggu pikiran saya. Kenapa kepikiran ? Karena selama ini yang saya pikirkan hanya sebatas skin care dan hair care. Jarang sekali terlintas tentang body care terutama tentang sabun mandi. Nggak pernah selama ini terpikir ingredient apa yang cocok dengan badan yang sejak pindah ke Hannover jadi tambah kering, dsb.
Mari kita mengingat kembali, apa sih definisi sabun, baik itu sabun cair atau padat ? Pada dasarnya, sabun terbuat dari bahan dasar lemak (fatty acid) serta basa kuat yang melalui proses uji kimia yang biasanya disebut reaksi substitusi. Reaksi dari substitusi pada pembuatan sabun disebut reaksi saponifikasi atau biasa disebut penyabunan. Kira-kira begitu menurut yang saya baca.
Dulu ketika sudah di umur diminta oraangtua membeli sabun sendiri dan memilih sendiri varian sabun mandi yang mau dipakai, saya pasti memilih sabun cair. Dengan minimnya info waktu itu, saya menganggap sabun batang itu tidak higienis. Bagaimana kalau ada tamu pinjam kamar mandi saya dan pakai sabun batang saya ? Pasti kuman dan bakteri yang ada pada tangan si tamu bisa menempel di sabun batang saya. Dan ketakutan-ketakutan lainnya yang ternyata nggak mendasar.
Sampai di umur hampir 29 tahun ini, pikiran saya mulai terbuka. Kayaknya nggak mungkin deh dengan alasan-alasan tersebut di atas, sabun batang masih exist. Pasti ada alasan khusus kenapa masih banyak sekali yang jual sabun batang.
Saya cukup sering datang ke Lush. Dan tiap ke sana, yang dibeli ya biasanya hanya masker atau face & lip scrub. Sampai kunjungan yang entah ke berapa, kok pandangan saya tercuri di lemari penuh sabun mandi. Biasanya saya kalau mau beli sesuatu, selalu research dulu akan barang yang mau dibeli sebelumnya. Supaya nggak kena rayuan SPG-nya. Hehe. Tapi kali ini, tanpa bekal hasil research biasanya, saya tanya SPG kira-kira sabun mandi apa yang cocok dengan kulit saya. Saya jelaskan bagaimana keringnya kulit saya, terutama di musim dingin.
Akhirnya, dia rekomendasikan saya sabun batang dengan nama Sultana of Soap. Jadi sabun ini terkenal untuk kulit super kering. Sabun ini adalah sabun yang bertekstur. Tapi bukan tekstur yang keras yang malah merusak permukaan kulit. Sabun ini terdiri dari kismis kering dan cranberry kering sebagai exfoliator (it’s truly gentle exfoliator), bergamot oil to uplifting & cleansing. Wangi dari sabun ini kuat banget. But it’s a nice scent. I love it. Dan hasil akhirnyapun melembabkan sekali. Nggak perlu body oil lagi. Tapi tetap harus pakai body lotion setelahnya ya.
Jadilah saya putuskan beli sabun ini 500 gram. Saya minta dibelah jadi dua, supaya bisa disimpan dengan aman. SPG-nya bilang kalau 500 gram ini bisa dipakai selama maksimal 1 tahun. Wow!
Setelah coba sabun ini, langsung jatuh cinta! Pertama bersentuhan dengan air, sabunnya jadi lembut banget, terasa seperti silky soft sekali. Yang saya suka, sabun ini tidak mengeluarkan banyak busa seperti sabun-sabun batang lainnya yang saya pernah coba. Dan wanginya sangat tahan lama. Kalau saya suka sekali, jadi nggak perlu pakai parfum lagi. Tapi mungkin bagi sebagian orang, bisa saja nggak begitu suka dengan sabun yang terlalu wangi. Untuk harga, memang Lush sedikit pricey dibanding merk lokal ya. 500 gram saya beli dengan harga €28. Tapi saya yakin, merk lokal di Indonesia pasti ada yang menjual sabun batang dengan kualitas bagus dan dengan harga yang lebih terjangkau. Toh, kalau diingat lagi harga segitu untuk 1 tahun berdua suami, nggak rugi.
Untuk kehigienisan yang saya khawatirkan, terjawab waktu saya baca artikel bahwa kuman yang menempel dari tangan orang lain, bisa langsung hilang ketika sabun ini digosok dan badan terbilas dengan air. Alhamdulillah, jadi semakin yakin untuk pakai sabun batang.
Hal lain yang membuat urusan sabun ini jadi panjang karna banyaknya sampah botol sabun yang ada. Saya sih belum bisa disebut pecinta lingkungan, ya. Karena kalau berbelanja dan lupa bawa tas belanja sendiri, saya masih beli plastik. Minumanpun masih sering beli yang botol plastik. Jadi ini hanya keresahan yang lagi-lagi mungkin sotoy. Hehe. Tapi nggak mengada-ada juga, bahwa ini salah satu alasan kenapa saya ingin beralih ke sabun batang.
Yah, kira-kira begitu cerita hari ini. Mudah-mudahan kali ini istiqomah pakai sabun ini. Dan kulit kering ini semakin berangsur lebih baik, in syaa Allah.
Kalau ada yang sudah pakai sabun Lush varian lain, coba dong share ke saya. :)
Senang sekali pelan-pelan bisa menulis rutin kembali. Bisa menumpahkan apa yang ada di pikiran ke dalam paragraf panjang. Bukan hanya di caption Instagram.
Kali ini saya mau bahas tentang sabun mandi. Hal yang beberapa minggu belakangan, lumayan menganggu pikiran saya. Kenapa kepikiran ? Karena selama ini yang saya pikirkan hanya sebatas skin care dan hair care. Jarang sekali terlintas tentang body care terutama tentang sabun mandi. Nggak pernah selama ini terpikir ingredient apa yang cocok dengan badan yang sejak pindah ke Hannover jadi tambah kering, dsb.
Mari kita mengingat kembali, apa sih definisi sabun, baik itu sabun cair atau padat ? Pada dasarnya, sabun terbuat dari bahan dasar lemak (fatty acid) serta basa kuat yang melalui proses uji kimia yang biasanya disebut reaksi substitusi. Reaksi dari substitusi pada pembuatan sabun disebut reaksi saponifikasi atau biasa disebut penyabunan. Kira-kira begitu menurut yang saya baca.
Dulu ketika sudah di umur diminta oraangtua membeli sabun sendiri dan memilih sendiri varian sabun mandi yang mau dipakai, saya pasti memilih sabun cair. Dengan minimnya info waktu itu, saya menganggap sabun batang itu tidak higienis. Bagaimana kalau ada tamu pinjam kamar mandi saya dan pakai sabun batang saya ? Pasti kuman dan bakteri yang ada pada tangan si tamu bisa menempel di sabun batang saya. Dan ketakutan-ketakutan lainnya yang ternyata nggak mendasar.
Sampai di umur hampir 29 tahun ini, pikiran saya mulai terbuka. Kayaknya nggak mungkin deh dengan alasan-alasan tersebut di atas, sabun batang masih exist. Pasti ada alasan khusus kenapa masih banyak sekali yang jual sabun batang.
Sultana of Soap |
Saya cukup sering datang ke Lush. Dan tiap ke sana, yang dibeli ya biasanya hanya masker atau face & lip scrub. Sampai kunjungan yang entah ke berapa, kok pandangan saya tercuri di lemari penuh sabun mandi. Biasanya saya kalau mau beli sesuatu, selalu research dulu akan barang yang mau dibeli sebelumnya. Supaya nggak kena rayuan SPG-nya. Hehe. Tapi kali ini, tanpa bekal hasil research biasanya, saya tanya SPG kira-kira sabun mandi apa yang cocok dengan kulit saya. Saya jelaskan bagaimana keringnya kulit saya, terutama di musim dingin.
Akhirnya, dia rekomendasikan saya sabun batang dengan nama Sultana of Soap. Jadi sabun ini terkenal untuk kulit super kering. Sabun ini adalah sabun yang bertekstur. Tapi bukan tekstur yang keras yang malah merusak permukaan kulit. Sabun ini terdiri dari kismis kering dan cranberry kering sebagai exfoliator (it’s truly gentle exfoliator), bergamot oil to uplifting & cleansing. Wangi dari sabun ini kuat banget. But it’s a nice scent. I love it. Dan hasil akhirnyapun melembabkan sekali. Nggak perlu body oil lagi. Tapi tetap harus pakai body lotion setelahnya ya.
Jadilah saya putuskan beli sabun ini 500 gram. Saya minta dibelah jadi dua, supaya bisa disimpan dengan aman. SPG-nya bilang kalau 500 gram ini bisa dipakai selama maksimal 1 tahun. Wow!
Setelah coba sabun ini, langsung jatuh cinta! Pertama bersentuhan dengan air, sabunnya jadi lembut banget, terasa seperti silky soft sekali. Yang saya suka, sabun ini tidak mengeluarkan banyak busa seperti sabun-sabun batang lainnya yang saya pernah coba. Dan wanginya sangat tahan lama. Kalau saya suka sekali, jadi nggak perlu pakai parfum lagi. Tapi mungkin bagi sebagian orang, bisa saja nggak begitu suka dengan sabun yang terlalu wangi. Untuk harga, memang Lush sedikit pricey dibanding merk lokal ya. 500 gram saya beli dengan harga €28. Tapi saya yakin, merk lokal di Indonesia pasti ada yang menjual sabun batang dengan kualitas bagus dan dengan harga yang lebih terjangkau. Toh, kalau diingat lagi harga segitu untuk 1 tahun berdua suami, nggak rugi.
Untuk kehigienisan yang saya khawatirkan, terjawab waktu saya baca artikel bahwa kuman yang menempel dari tangan orang lain, bisa langsung hilang ketika sabun ini digosok dan badan terbilas dengan air. Alhamdulillah, jadi semakin yakin untuk pakai sabun batang.
Hal lain yang membuat urusan sabun ini jadi panjang karna banyaknya sampah botol sabun yang ada. Saya sih belum bisa disebut pecinta lingkungan, ya. Karena kalau berbelanja dan lupa bawa tas belanja sendiri, saya masih beli plastik. Minumanpun masih sering beli yang botol plastik. Jadi ini hanya keresahan yang lagi-lagi mungkin sotoy. Hehe. Tapi nggak mengada-ada juga, bahwa ini salah satu alasan kenapa saya ingin beralih ke sabun batang.
Yah, kira-kira begitu cerita hari ini. Mudah-mudahan kali ini istiqomah pakai sabun ini. Dan kulit kering ini semakin berangsur lebih baik, in syaa Allah.
Kalau ada yang sudah pakai sabun Lush varian lain, coba dong share ke saya. :)