T E V A Z U

A journal of life and modest style.

Umar bin Khattab RA

By August 07, 2015

Assalamu'alaikum Wr. Wb


Pernahkah anda rindu dengan sesorang yang belum pernah anda temui sebelumnya ? Bahkan anda tidak tahu bagaimana parasnya, tetapi anda bisa rindu sampai gemetar dan menangis ? Pernah ?

Kali kedua saya merasakan itu. Yang pertama ketika membaca tentang Rasulullah SAW dan siang ini tentang Sayidina Umar bin Khattab RA.

Sudah tidak perlu diceritakan lagi bagaimana perjuangan Rasulullah SAW untuk kita para muslim bahkan non muslim. Seorang khalifah yang begitu luar biasa melekat dalam hati kita.

Sekarang, setengah hari ini, saya habiskan waktu dengan membaca dan menonton sejarah Sayidina Umar bin Khattab RA ketika menjakankan kepemimpinannya di Baitul Maqdis. Terharu sekali melihat bagaimana Umar begitu rendah hati & bersahaja ketika datang ke Yerussalem untuk serah terima kunci bersama Uskup Sopronius. Lalu ketika ditawari sholat di gereja oleh Uskup tersebut, beliau menolak karena sifat visionernya.

Beliau mengatakan : "Terima kasih, jika saya sholat di tempat suci anda, para pengikut saya yang tidak mengerti dan orang-orang yang akan kesini di masa yang akan datang, akan mengambil alih bangunan ini kemudian mengubahnya menjadi masjid hanya karna saya pernah sholat di dalamnya. Untuk menghindari kesulitan ini, dan supaya gereja kalian tetap sebagaimana adanya, maka saya akan sholat di luar". Masha Allah.. Dan pelataran yang dulu dipakai Umar untuk sholat, sudah berubah menjadi bangunan yang sekarang dikenal dengan "Masjid Omar", dekat sekali dengan gereja al-qiyamah. Jadi bisa dilihat bagaimana toleransi yang Umar ajarkan kepada kita.

Namun, ketika membaca bagian Umar memerdekakan dan menghormati Yahudi dulu, hati ini pedih. Pedih sekali mengingat bagaimana Yahudi dengan tega kepada muslim disana sekarang. Mereka lupa tentang toleransi yang Umar tinggalkan disana. Sebagai sesama muslim, hati ini seperti tertusuk merasakan apa yang muslim lain rasakan. Bahkan menyebut "Allahu Akbar" saja mereka dilarang masuk Masjidil Aqsha selama 6 bulan. Dan itu bukan saja terjadi kepada umat muslim, tetapi juga umat kristiani sempat beberapa kali dilarang untuk beribadah di gereja al-qiyamah. Astaghfirullah.

Saya tidak ingin membicarakan Yahudi terlalu banyak. Tapi perjuangan khalifah-khalifah terdahulu, bisa menjadi bahan evaluasi untuk para pemimpin di Indonesia dan seluruh dunia, bahwa pintar saja tidak cukup untuk menjadi pemimpin. Pemimpin harus tegas, arif, adil, bijaksana, mementingkan aqidah serta tawadhu.

Dan pemimpin bukan hanya tentang memimpin negara, tapi juga memimpin diri sendiri serta keluarga. Umar bin Khatab yang sudah dijamin masuk Syurga begitu takut akan larangan Allah SWT, bagaimana kita yang belum pasti masuk dalam Jannah-Nya ?

Semoga kita diberikan umur untuk menjadi insan yang beriman serta berilmu. Semoga kita dan para pemimpin di Indonesia diberikan umur untuk memimpin diri sendiri, keluarga, agama, bangsa dan negara untuk mematuhi seluruh perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Semoga kita diberikan kesempatan untuk berkumpul dengan khalifah-khalifah tersebut di Jannah-Nya. Dan semoga kita diberikan umur dan rizki untuk safar ke Masjidil Haram, Masjid Nabawi dan Masjidil Aqsha.

Aamiin ya rabbal alaamiin.

You Might Also Like

1 comments

  1. Masya Allah, manis sekali cerita Umar Bin Khattab ya. Inspiring :)

    ReplyDelete